Jumat, 20 April 2012

Air tersedia dalam ilmu tanah


(Herry a Situmorang)

sedikit tentang air dalam ilmu tanah....

Pengertian Air Tersedia

Dalam irigasi terdapat dua sifat penting berkaitan  dengan air tersedia bagi tanaman,  yaitu kapasitas lapang dan titik layu permanen.  Tebu merupakan tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah relatif banyak pada di awal pertumbuhan, tetapi menghendaki jumlah air yang relatif sangat sedikit menjelang akhir pertumbuhan atau saat memasuki panen.  Pengertian kebutuhan air yang banyak bukan berarti menghendaki ketersediaan air pada volume tanah yang berlebihan karena sesungguhnya tanaman ini menghendaki kondisi tanah beraerasi dan berdrainase baik.  Oleh karena itu, yang paling penting dalam ukuran kebutuhan air bagi tanaman tebu adalah lebih mudah diartikan dalam istilah air yang tersedia.  Air tersedia bagi tanaman dihitung sebagai nilai selisih antara kelembaban tanah pada kondisi kapasitas lapang dan pada kelembaban titik layu pemanen.

Yang dimaksud dengan kondisi kelembaban tanah pada kapasitas lapang adalah keadaan kelembaban (kadar air tanah) pada kondisi dimana  air memenuhi seluruh ruang pori tanah (jenuh), namun tidak terdapat posisi air yang berlebihan di luar volume tanah sehingga tidak terdapat lagi air yang mengalir karena gaya gravitasi (air gravitasi).  Secara praktis untuk mengetahui batas kadar air kapasitas lapang di lapangan, biasanya dilakukan dengan cara membasahi permukaan tanah hingga  jenuh berlebihan, selanjutnya tanah dalam kondisi tersebut dibiarkan selama 24 jam.  Keesokan harinya, kadar air dari permukaan tanah yang telah dibasahi tersebut diukur.  Kadar air yang diperoleh dengan perlakuan yang demikian, merupakan cerminan dari nilai  kelembaban tanah mendekati kadar air kapasitas lapang.

Titik layu permanen merupakan nilai lengas tanah pada keadaan tanaman mulai layu.  Pada kondisi nilai lengas dibawah titik layu permanen, air tidak dapat diserap oleh akar tanaman dengan cepat sehingga tidak mampu mengimbangi laju transpirasi.  Pemberian air irigasi harus dilakukan sebelum mencapai titik layu permanen.   Tanaman jangan dibiarkan berada pada kondisi  air pada titik layu permanen.  Hal ini disebabkan, meskipun dilakukan pemberian air pada tanaman tersebut maka recovery pertumbuhan tanaman selanjutnya tidak akan pernah lagi mencapai produktivitas maksimal.

Kadar air tersedia secara teoritis didefinisikan pada kondisi kelembaban tanah terletak diantara kandungan lengas kapasitas lapang sebagai batas atas dan kandungan lengas tanah titik layu permanen sebagai batas bawah. Pada jenis tanah yang berbeda, berbeda pula kandungan lengas yang tersedia. Untuk memahami keadaan air tersedia pada kondisi dua tekstur tanah yaitu tanah berat (tekstur halus) dan tanah ringan (tekstur kasar) diilustrasikan dalam gambar.

Jenis tanah yang berbeda memiliki sifat fisik tanah yang berlainan, seperti ketersediaan fraksi pasir, liat, bahan organik, volume pori tanah dan bahan-nahan lain dalam tanah yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kemampuan menahan air dalam tanah. Dengan demikian pada jenis tanah yang berbeda akan memiliki kondisi ketersediaan air yang berbeda.  Sebagai contoh, tanah Entsisol (tanah pasiran) yang didominasi oleh fraksi pasir dalam tekstur tanahnya memiliki kemampuan menahan air tersedia yang relatif lebih rendah dibanding dengan tanah Alfisol yang memiliki dominasi kadar liat dalam tekstur tanahnya.  Tanah Vertisol memiliki kadar air tersedia yang cukup tinggi disebabkan struktur liat tipe 2:1 yang memiliki kemampuan menyimpan air yang relatif lebih besar dibanding tipe liat pada tanah yang lain.  Beberapa kondisi air yang dihubungkan dengan kepentingan pertumbuhan tanaman pada contoh beberapa jenis tanah di sajikan pada Tabel di bawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar