(Herry a Situmorang)
sedikit tentang air dalam ilmu tanah....
Pengertian Air
Tersedia
Dalam irigasi
terdapat dua sifat penting berkaitan
dengan air tersedia bagi tanaman,
yaitu kapasitas lapang dan titik layu permanen. Tebu merupakan tanaman yang membutuhkan air
dalam jumlah relatif banyak pada di awal pertumbuhan, tetapi menghendaki jumlah
air yang relatif sangat sedikit menjelang akhir pertumbuhan atau saat memasuki
panen. Pengertian kebutuhan air yang
banyak bukan berarti menghendaki ketersediaan air pada volume tanah yang
berlebihan karena sesungguhnya tanaman ini menghendaki kondisi tanah beraerasi
dan berdrainase baik. Oleh karena itu,
yang paling penting dalam ukuran kebutuhan air bagi tanaman tebu adalah lebih
mudah diartikan dalam istilah air yang tersedia. Air tersedia bagi tanaman dihitung sebagai
nilai selisih antara kelembaban tanah pada kondisi kapasitas lapang dan pada
kelembaban titik layu pemanen.
Yang dimaksud dengan
kondisi kelembaban tanah pada kapasitas lapang adalah keadaan kelembaban (kadar
air tanah) pada kondisi dimana air
memenuhi seluruh ruang pori tanah (jenuh), namun tidak terdapat posisi air yang
berlebihan di luar volume tanah sehingga tidak terdapat lagi air yang mengalir
karena gaya gravitasi (air gravitasi).
Secara praktis untuk mengetahui batas kadar air kapasitas lapang di
lapangan, biasanya dilakukan dengan cara membasahi permukaan tanah hingga jenuh berlebihan, selanjutnya tanah dalam
kondisi tersebut dibiarkan selama 24 jam.
Keesokan harinya, kadar air dari permukaan tanah yang telah dibasahi
tersebut diukur. Kadar air yang
diperoleh dengan perlakuan yang demikian, merupakan cerminan dari nilai kelembaban tanah mendekati kadar air
kapasitas lapang.
Titik layu permanen
merupakan nilai lengas tanah pada keadaan tanaman mulai layu. Pada kondisi nilai lengas dibawah titik layu
permanen, air tidak dapat diserap oleh akar tanaman dengan cepat sehingga tidak
mampu mengimbangi laju transpirasi.
Pemberian air irigasi harus dilakukan sebelum mencapai titik layu
permanen. Tanaman jangan dibiarkan
berada pada kondisi air pada titik layu
permanen. Hal ini disebabkan, meskipun
dilakukan pemberian air pada tanaman tersebut maka recovery pertumbuhan tanaman
selanjutnya tidak akan pernah lagi mencapai produktivitas maksimal.
Kadar air tersedia
secara teoritis didefinisikan pada kondisi kelembaban tanah terletak diantara
kandungan lengas kapasitas lapang sebagai batas atas dan kandungan lengas tanah
titik layu permanen sebagai batas bawah. Pada jenis tanah yang berbeda, berbeda
pula kandungan lengas yang tersedia. Untuk memahami keadaan air tersedia pada kondisi
dua tekstur tanah yaitu tanah berat (tekstur halus) dan tanah ringan (tekstur
kasar) diilustrasikan dalam gambar.
Jenis tanah yang
berbeda memiliki sifat fisik tanah yang berlainan, seperti ketersediaan fraksi
pasir, liat, bahan organik, volume pori tanah dan bahan-nahan lain dalam tanah
yang secara langsung atau tidak langsung memiliki kemampuan menahan air dalam
tanah. Dengan demikian pada jenis tanah yang berbeda akan memiliki kondisi
ketersediaan air yang berbeda. Sebagai
contoh, tanah Entsisol (tanah pasiran) yang didominasi oleh fraksi pasir dalam
tekstur tanahnya memiliki kemampuan menahan air tersedia yang relatif lebih
rendah dibanding dengan tanah Alfisol yang memiliki dominasi kadar liat dalam
tekstur tanahnya. Tanah Vertisol
memiliki kadar air tersedia yang cukup tinggi disebabkan struktur liat tipe 2:1
yang memiliki kemampuan menyimpan air yang relatif lebih besar dibanding tipe
liat pada tanah yang lain. Beberapa
kondisi air yang dihubungkan dengan kepentingan pertumbuhan tanaman pada contoh
beberapa jenis tanah di sajikan pada Tabel di bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar