LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
“ Pengaruh Pemberian Pupuk Urea Pada Tanaman Jagung ”
Oleh :
HERRY A SITUMORANG (0508101022)
JURUSAN BUDIDAYA
PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat seiring dengan semakin
meningkatnya jumlah penduduk. Jagung (Zea
mays L.) merupakan bahan pangan kedua yang dikonsumsi oleh masyarakat
setelah padi. Jagung juga digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan
bahan baku industri (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1997).
Masih rendahnya produksi jagung nasional antara lain disebabkan
belum menyebarnya varietas unggul, minimnya permodalan petani serta pemakaian
pupuk dan cara bercocok tanam yang belum sesuai anjuran. Upaya peningkatan
produksi jagung perlu mendapat perhatian besar sehingga swasembada jagung bisa
terwujud (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung di Indonesia
yaitu dengan melakukan perluasan areal tanam. Upaya ini menghadapi kendala,
karena sebagian besar lahan di Indonesia merupakan lahan marginal dengan pH dan
ketersediaan hara yang cukup rendah. Masalah kesuburan tanah ini dapat diatasi dengan
pemberian pupuk kimia dosis tinggi, tetapi hal ini memiliki beberapa kendala,
terutama jika diterapkan pada lahan yang terlalu luas karena memerlukan biaya
yang sangat mahal.Peningkatan produksi jagung dengan cara pemberian unsur hara
bagi tanaman mutlak diberikan apalagi bagi tanah yang mempunyai kandungan unsur
hara sedikit. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K) merupakan “three
major element” (tiga unsur utama) yang biasa diberikan ke tanaman dalam bentuk
pupuk.
Tanaman jagung di lahan kering merupakan tanaman penting karena 75% lahan
kering di Jawa Timur pada musim penghujan ditanami jagung, dan untuk lahan
sawah dalam pola tanam padi-padi palawija atau padi palawija-palawija, jagung
merupakan prioritas untuk tanaman palawija disamping kedelai. Permasalahan yang
dihadapi petani jagung antara lain :
(1).
Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, baik yang bersari bebas
maupun hibrida masih terbatas,
(2). Di
beberapa daerah khususnya pada lahan kering petani masih banyak yang
menggunakan jarak tanam yang tidak teratur,
(3).
Pemupukan pada umumnya belum didasarkan atas ketersediaan unsur hara dalam
tanah dan kebutuhan tanaman. Umumnya petani memupuk dengan dosis yang beragam
sesuai dengan kemampuan keuangannya masing-masing dan tidak diimbangi dengan
pemupukan P dan K. (Ispandi A. dan P. Soepangat. 2004).
Meskipun tanaman
jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat
mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga
ruas teratas sebelum bunga jantan.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini
yaitu untuk mengetahui
respon pupuk urea terhadap petumbuhan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistematika
Adapun
sistematika dari tanaman jagung adalah sebagai berikut ;
Divisio :
Spermatophyta
Sub divisio :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Poales
Family :
Poaceae
Genus :
Zea
Species : Zea mays
B. Syarat tumbuh
Untuk dapat berproduksi
dan tumbuh dengan baik tanaman jagung memiliki beberapa syarat tumbuh untuk
menghasilkan produksi yang tinggi, diantaranya adalah :
1.
Curah Hujan
Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan
jagung yang optimal adalah 1.200 – 1.500 mm per tahun dengan bulan basah (> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan
kering (<60 mm/bulan) 4-6 bulan.
- Kelembaban
Udara
Jagung
membutuhkan kelembaban udara sedang sampai dengan tinggi (50% - 80%) agar
keseimbangan metabolisme tanaman dapat berlangsung dengan optimal.
- Temperatur
Kisaran
tenmperatur untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23oC
– 27oC dengan temperatur optimum 25oC. Temperatur rendah
akan menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi vegetatif yang
berlebihan, sehingga akan menurunkan produksi.
- Intensitas
Penyinaran
Pada
dasarnya tanaman jagung memerlukan intensitas penyinaran yang tinggi. Semakin
tinggi intensitas penyinaran, akan semakin tinggi proses fitisintesa, sehingga
akan dapat meningkatkan produksi.
- Angin
Angin dapat
membantu proses penyerbukan tanaman jagung, akan tetapi angin yang terlalu
kencang dapat menggagalkan pembungaan maupun dapat merusakkan tanaman.
- Tanah
Jagung dapat
tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan tekstur berpasir hingga
tanah liat berat. Namun jagung akan tumbuh baik pada tanah yang gembur dan kaya
akan humus dengan tingkat derajat kesamaan (pH) tanah antara 5,5 – 7,5, dengan
kedalamam air tanah 50 – 200 cm dari permukaan tanah dan kedalamam permukaan
perakaran (kedalam efektif tanah) mencapai 20 –6- cm dari permukaan tanah. Pada
tanah yang berat, perlu dibuat drainase, karena tanaman jagung tidak tahan
terhadap genangan air.
Tanaman
jagung dapat beradaptasi luas dengan lingkungan tumbuh. Tanaman jagung secara
umum tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1300 m dpl.
Tanaman jagung di Indonesia tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah
sampai ketinggian 750 m dpl (Rukmana, 1997).
Tanaman jagung dapat tumbuh pada
jenis tanah apapun asal tanah tersebut gembur, subur, aerasi dan drainasenya
baik. Tanah yang paling cocok untuk tanaman jagung adalah tanah lempung berdebu
dengan tingkat kemasaman (pH) 5,0 sampai dengan 7,0 dan kemiringan lahan
dibawah 8%. Tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah masam,
karena pada keadan tanah yang demikian unsur hara essensial bagi pertumbuhan
tanaman jagung seperti fosfor (P) tidak tersedia. Tanaman jagung sangat efisien
dalam penggunaan energi matahari, membutuhkan lebih banyak air pada masa
pertumbuhan vegetatif (Koswara, 1983).
Tanaman yang efisiensi hara akan memiliki kemampuan untuk
berproduksi lebih baik pada kondisi tanah dengan kandungan hara terbatas
dibandingkan dengan genotipe tanaman lain. Sejalan dengan hal ini, Presterl et al. (2003). Menjelaskan bahwa
efisiensi penggunaan Nitrogen (N) diasumsikan sebagai kemampuan suatu genotype
tanaman dalam memproduksi hasil panen yang tinggi dengan kondisi N tanah yang
rendah bila dibandingkan dengan genotipe lain. Kant dan Kafkafi (2004)
menambahkan bahwa perlu dilakukan perbandingan antara suatu genotipe tanaman
yang berada pada kondisi defisiensi hara pada kondisi dengan genotipe pada
kondisi hara yang optimal.
Peningkatan produksi jagung dengan cara pemberian unsur hara bagi
tanaman mutlak diberikan apalagi bagi tanah yang mempunyai kandungan unsur hara
sedikit. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K) merupakan “three major
element” (tiga unsur utama) yang biasa diberikan ke tanaman dalam bentuk
pupuk.Pemberian urea butiran sebesar 300 kg/ ha dianjurkan untuk mendapatkan
hasil jagung yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa,
takaran pupuk SP-36 sebanyak 150 kg/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 1997).
Cara
pemupukan ditugal ± 7 cm disekitar tanaman atau goretan (parit) yang dibuah
disamping tanaman sepanjang barisan, setelah pupuk diberikan kemudian ditutup.
Semua dosis SP-36 dan KCI dan 1/3 dosis urea diberikan saat tanam, 2/3 bagian
urea diberikan pada umur 4 minggu. Apabila menggunakan urea tablet, pupuk
diberikan pada umur t 10 hari. Dosis pupuk disesuaikan dengan Brosur Acuan
Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi Untuk Jagung di Lahan Kering Jawa Timur.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Prakikum ini dilaksanakan, pada hari jumat tanggal 29 – 04 –
2011, pukul 14.30 s/d selesai, dikebun/lahan percobaan hortikultura jurusan Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.
B.
Alat dan bahan
Bahan yang digunakan adalah 1) Biji jagung, 2) Pupuk kandang, 3) Pupuk Urea,. Sedangkan alat yang digunakan
adalah 1) Cangkul, 2). Meteran. 3) Pasak.
C.
Cara kerja
1.
Siapkan lahan
berupa bedengan dengan ukuran petak 1 x 5 m.
2.
Bersihkan lahan
tersebut dari semua gulma yang ada.
3. Lakukan
pengolahan tanah sebelum penanaman dengan pemberian pupuk kandang perbandingan
1 : 2.
4.
Tanam bibit
jagung pada lubang tanaman dengan jarak tanam 35 x 60.
5.
Lakukan
pengamatan pada perubahan tanaman jagung setiap 2 minggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Pada
praktikum ini, pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Pengaruh pupuk urea terlihat nyata setelah pemberian,
dimana terjadi perubahan pada kecepatan tumbuh dan warna daun yang menjadi
lebih hijau. Respon pupuk urea terhadap pertumbuhan
tanaman jagung sangat nyata, itu terlihat dari parameter yang diamati, yaitu :
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun.
Sebelum dilakukannya penanaman
lahan/petakan ini diberikan pupuk kandang agar hara dalam tanah tercukupi untuk
kebutuhan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung tersebut. Setelah dilakukan
pemupukan awal dengan pupuk kotoran sapi tersebut dan telah dilakukan penanaman
maka diberikan pupuk urea pada masing2 tanaman kira – kira 0,5 gr per tanaman
untuk pemupukan selanjutnya. Dari luasan dan jarak tanaman yang dilakukan
didapat bahwa jumlah populasi yang ada pada petakan tersebut adalah 30
batang/populasi tanaman.
Dari
hasil yang diperoleh, semua tanaman tumbuh dengan cepat setelah pemberian pupuk
urea, ini menunjukkan bahwa respon pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman
jagung sangat baik. Ini terjadi karena proses fotosintesis berjalan dengan
baik. Disamping pemberian pupuk urea, pupuk kandang juga berperan dalam
pertumbuhan tanaman jagung dimana pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran
ayam. Karena kotoran ayam mengandung hampir seluruh unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman jagung.
Selain pemberian pupuk urea dan kotoran
ayam, lingkungan juga berpengaruh terhadap pertubuhan tanaman jagung, seperti curah hujan, dimana jumlah
curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200
– 1.500 mm per tahun dengan bulan basah
(> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan) 4-6
bulan. Kemudian kelembaban udara, tanaman jagung membutuhkan kelembaban udara
sedang sampai dengan tinggi (50% - 80%) agar keseimbangan metabolisme tanaman
dapat berlangsung dengan optimal.Temperatur Kisaran tenmperatur untuk syarat
pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23oC – 27oC
dengan temperatur optimum 25oC. Temperatur rendah akan menghambat
pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi vegetatif yang berlebihan,
sehingga akan menurunkan produksi.
Intensitas Penyinaran Pada dasarnya tanaman jagung
memerlukan intensitas penyinaran yang tinggi. Semakin tinggi intensitas
penyinaran, akan semakin tinggi proses fitisintesa, sehingga akan dapat
meningkatkan produksi. Angin dapat membantu proses penyerbukan tanaman
jagung, akan tetapi angin yang terlalu kencang dapat menggagalkan pembungaan
maupun dapat merusakkan tanaman. Tanah Jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah
mulai tanah dengan tekstur berpasir hingga tanah liat berat. Namun jagung akan
tumbuh baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat
kesamaan (pH) tanah antara 5,5 – 7,5, dengan kedalamam air tanah 50 – 200 cm
dari permukaan tanah dan kedalamam permukaan perakaran (kedalam efektif tanah)
mencapai 20 –6- cm dari permukaan tanah. Pada tanah yang berat, perlu dibuat
drainase, karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan air.
BAB V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari
praktikum ini yaitu :
1. Pemupukan
diberikan dua kali yakni sebelum dan setelah berumur 3 minggu.
2.
Pemupukan memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan
tanaman jagung.
3.
Fungsi pupuk disini sebagai penunjang dan pengasup unsur hara pada tanaman,
sehingga cakupan unsur hara pada tanaman tercukupi.
4.
Pupuk urea memeberikan pengaruh nyata pada perubahan tinngi tanaman dan
parameter lainnya.
5.
Ada dua jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang sapi dan pupuk urea
B. Saran
Pada praktikum mengenai
respon pertumbuhan tanaman
jagung terhadap pemberian pupuk urea ini
hendaknya lebih diperjelas di dalam cara kerja maupun perlakuan yang di berikan,
sehingga praktikan lebih mengerti dalam penerapan di lapangan.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1988. Visi, Misi, dan Status Penelitian Jagung di
Indonesia. Badan Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain. Jakarta. Hal 1-19.
Effendi, 1990. Bercocok Tanam Jagung. Yasaguna.
Jakarta.
Fischer dan Palmer,
1996. Soil and soil management.
Reston Publishing. Virginia.
Koswara, J. 1983. Jagung.
Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Koopmans et al, 1996. Plant classification. D.C. Health. Boston.
Rukmana, 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Suprapto, H. S. 2001.
Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto, H.S. dan A. R. Marzuki. 2002. Bertanam jagung. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Akil, M.,
F. Tabri dan Paesal. 2007. Efisiensi cara pemberian bentuk dan takaran pupuk urea
pada tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional 2007. Balai Besar Pengkajian
dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian.
Ispandi A. dan P. Soepangat. 2004.
Pemupukan dan uji varietas jagung di Kediri. Penelitian Palawija. Balai
Penelitian Tanaman Pangan Malang. 1: 79-86.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar