Jumat, 06 April 2012

Tugas Pemuliaan


LAPORAN TETAP PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN
Pengaruh Pemberian Pupuk Urea Pada Tanaman Jagung


UNSRI.BMP












Oleh :

HERRY A SITUMORANG (0508101022)





JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2011





BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kebutuhan bahan pangan akan terus meningkat seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk. Jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan kedua yang dikonsumsi oleh masyarakat setelah padi. Jagung juga digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) dan bahan baku industri (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1997).
Masih rendahnya produksi jagung nasional antara lain disebabkan belum menyebarnya varietas unggul, minimnya permodalan petani serta pemakaian pupuk dan cara bercocok tanam yang belum sesuai anjuran. Upaya peningkatan produksi jagung perlu mendapat perhatian besar sehingga swasembada jagung bisa terwujud (Suprapto dan Marzuki, 2002).
Salah satu cara untuk meningkatkan produksi jagung di Indonesia yaitu dengan melakukan perluasan areal tanam. Upaya ini menghadapi kendala, karena sebagian besar lahan di Indonesia merupakan lahan marginal dengan pH dan ketersediaan hara yang cukup rendah. Masalah kesuburan tanah ini dapat diatasi dengan pemberian pupuk kimia dosis tinggi, tetapi hal ini memiliki beberapa kendala, terutama jika diterapkan pada lahan yang terlalu luas karena memerlukan biaya yang sangat mahal.Peningkatan produksi jagung dengan cara pemberian unsur hara bagi tanaman mutlak diberikan apalagi bagi tanah yang mempunyai kandungan unsur hara sedikit. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K) merupakan “three major element” (tiga unsur utama) yang biasa diberikan ke tanaman dalam bentuk pupuk.
Tanaman jagung di lahan kering merupakan tanaman penting karena 75% lahan kering di Jawa Timur pada musim penghujan ditanami jagung, dan untuk lahan sawah dalam pola tanam padi-padi palawija atau padi palawija-palawija, jagung merupakan prioritas untuk tanaman palawija disamping kedelai. Permasalahan yang dihadapi petani jagung antara lain :
(1). Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, baik yang bersari bebas maupun hibrida masih terbatas,
(2). Di beberapa daerah khususnya pada lahan kering petani masih banyak yang menggunakan jarak tanam yang tidak teratur,
(3). Pemupukan pada umumnya belum didasarkan atas ketersediaan unsur hara dalam tanah dan kebutuhan tanaman. Umumnya petani memupuk dengan dosis yang beragam sesuai dengan kemampuan keuangannya masing-masing dan tidak diimbangi dengan pemupukan P dan K. (Ispandi A. dan P. Soepangat. 2004).
Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.


B.  Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui respon pupuk urea terhadap petumbuhan tanaman jagung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistematika
            Adapun sistematika dari tanaman jagung adalah sebagai berikut ;
Divisio             : Spermatophyta
Sub divisio      : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledonae
Ordo                : Poales
Family             : Poaceae
Genus              : Zea
Species            : Zea mays
            (www.plantamor.com)
B. Syarat tumbuh
            Untuk dapat berproduksi dan tumbuh dengan baik tanaman jagung memiliki beberapa syarat tumbuh untuk menghasilkan produksi yang tinggi, diantaranya adalah :
1.      Curah Hujan
Jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200 – 1.500 mm per tahun dengan bulan basah       (> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan) 4-6 bulan.
  1. Kelembaban Udara
Jagung membutuhkan kelembaban udara sedang sampai dengan tinggi (50% - 80%) agar keseimbangan metabolisme tanaman dapat berlangsung dengan optimal.
  1. Temperatur
Kisaran tenmperatur untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23oC – 27oC dengan temperatur optimum 25oC. Temperatur rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi vegetatif yang berlebihan, sehingga akan menurunkan produksi.
  1. Intensitas Penyinaran
Pada dasarnya tanaman jagung memerlukan intensitas penyinaran yang tinggi. Semakin tinggi intensitas penyinaran, akan semakin tinggi proses fitisintesa, sehingga akan dapat meningkatkan produksi.
  1. Angin
Angin dapat membantu proses penyerbukan tanaman jagung, akan tetapi angin yang terlalu kencang dapat menggagalkan pembungaan maupun dapat merusakkan tanaman.
  1.  Tanah
Jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan tekstur berpasir hingga tanah liat berat. Namun jagung akan tumbuh baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat kesamaan (pH) tanah antara 5,5 – 7,5, dengan kedalamam air tanah 50 – 200 cm dari permukaan tanah dan kedalamam permukaan perakaran (kedalam efektif tanah) mencapai 20 –6- cm dari permukaan tanah. Pada tanah yang berat, perlu dibuat drainase, karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan air.
            Tanaman jagung dapat beradaptasi luas dengan lingkungan tumbuh. Tanaman jagung secara umum tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi lebih kurang 1300 m dpl. Tanaman jagung di Indonesia tumbuh dan berproduksi optimum di dataran rendah sampai ketinggian 750 m dpl (Rukmana, 1997).
            Tanaman jagung dapat tumbuh pada jenis tanah apapun asal tanah tersebut gembur, subur, aerasi dan drainasenya baik. Tanah yang paling cocok untuk tanaman jagung adalah tanah lempung berdebu dengan tingkat kemasaman (pH) 5,0 sampai dengan 7,0 dan kemiringan lahan dibawah 8%. Tanaman jagung tidak dapat tumbuh dengan baik pada tanah masam, karena pada keadan tanah yang demikian unsur hara essensial bagi pertumbuhan tanaman jagung seperti fosfor (P) tidak tersedia. Tanaman jagung sangat efisien dalam penggunaan energi matahari, membutuhkan lebih banyak air pada masa pertumbuhan vegetatif (Koswara, 1983).
Tanaman yang efisiensi hara akan memiliki kemampuan untuk berproduksi lebih baik pada kondisi tanah dengan kandungan hara terbatas dibandingkan dengan genotipe tanaman lain. Sejalan dengan hal ini, Presterl et al. (2003). Menjelaskan bahwa efisiensi penggunaan Nitrogen (N) diasumsikan sebagai kemampuan suatu genotype tanaman dalam memproduksi hasil panen yang tinggi dengan kondisi N tanah yang rendah bila dibandingkan dengan genotipe lain. Kant dan Kafkafi (2004) menambahkan bahwa perlu dilakukan perbandingan antara suatu genotipe tanaman yang berada pada kondisi defisiensi hara pada kondisi dengan genotipe pada kondisi hara yang optimal.
Peningkatan produksi jagung dengan cara pemberian unsur hara bagi tanaman mutlak diberikan apalagi bagi tanah yang mempunyai kandungan unsur hara sedikit. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (F), kalium (K) merupakan “three major element” (tiga unsur utama) yang biasa diberikan ke tanaman dalam bentuk pupuk.Pemberian urea butiran sebesar 300 kg/ ha dianjurkan untuk mendapatkan hasil jagung yang tinggi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, takaran pupuk SP-36 sebanyak 150 kg/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 1997).
            Cara pemupukan ditugal ± 7 cm disekitar tanaman atau goretan (parit) yang dibuah disamping tanaman sepanjang barisan, setelah pupuk diberikan kemudian ditutup. Semua dosis SP-36 dan KCI dan 1/3 dosis urea diberikan saat tanam, 2/3 bagian urea diberikan pada umur 4 minggu. Apabila menggunakan urea tablet, pupuk diberikan pada umur t 10 hari. Dosis pupuk disesuaikan dengan Brosur Acuan Rekomendasi Pemupukan Spesifik Lokasi Untuk Jagung di Lahan Kering Jawa Timur.







BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat
Prakikum ini dilaksanakan, pada hari jumat tanggal 29 – 04 – 2011, pukul 14.30 s/d selesai, dikebun/lahan percobaan hortikultura jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya.

B. Alat dan bahan
Bahan yang digunakan adalah 1) Biji jagung, 2) Pupuk kandang, 3) Pupuk Urea,. Sedangkan alat yang digunakan adalah 1) Cangkul,  2). Meteran. 3) Pasak.

C. Cara kerja
1. Siapkan lahan berupa bedengan dengan ukuran petak 1 x 5 m.
2. Bersihkan lahan tersebut dari semua gulma yang ada.
3. Lakukan pengolahan tanah sebelum penanaman dengan pemberian pupuk kandang perbandingan 1 : 2.
4. Tanam bibit jagung pada lubang tanaman dengan jarak tanam 35 x 60.
5. Lakukan pengamatan pada perubahan tanaman jagung setiap 2 minggu sekali.
           




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil












B. Pembahasan
            Pada praktikum ini, pengaruh pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung. Pengaruh pupuk urea terlihat nyata setelah pemberian, dimana terjadi perubahan pada kecepatan tumbuh dan warna daun yang menjadi lebih hijau. Respon pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung sangat nyata, itu terlihat dari parameter yang diamati, yaitu : tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun.
            Sebelum dilakukannya penanaman lahan/petakan ini diberikan pupuk kandang agar hara dalam tanah tercukupi untuk kebutuhan pertumbuhan dan produksi tanaman jagung tersebut. Setelah dilakukan pemupukan awal dengan pupuk kotoran sapi tersebut dan telah dilakukan penanaman maka diberikan pupuk urea pada masing2 tanaman kira – kira 0,5 gr per tanaman untuk pemupukan selanjutnya. Dari luasan dan jarak tanaman yang dilakukan didapat bahwa jumlah populasi yang ada pada petakan tersebut adalah 30 batang/populasi tanaman.
            Dari hasil yang diperoleh, semua tanaman tumbuh dengan cepat setelah pemberian pupuk urea, ini menunjukkan bahwa respon pupuk urea terhadap pertumbuhan tanaman jagung sangat baik. Ini terjadi karena proses fotosintesis berjalan dengan baik. Disamping pemberian pupuk urea, pupuk kandang juga berperan dalam pertumbuhan tanaman jagung dimana pupuk kandang yang digunakan adalah kotoran ayam. Karena kotoran ayam mengandung hampir seluruh unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman jagung.
Selain pemberian pupuk urea dan kotoran ayam, lingkungan juga berpengaruh terhadap pertubuhan tanaman jagung, seperti curah hujan, dimana jumlah curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan jagung yang optimal adalah 1.200 – 1.500 mm per tahun dengan bulan basah       (> 100 mm/bulan) 7-9 bulan dan bulan kering (<60 mm/bulan) 4-6 bulan. Kemudian kelembaban udara, tanaman jagung membutuhkan kelembaban udara sedang sampai dengan tinggi (50% - 80%) agar keseimbangan metabolisme tanaman dapat berlangsung dengan optimal.Temperatur Kisaran tenmperatur untuk syarat pertumbuhan tanaman jagung adalah antara 23oC – 27oC dengan temperatur optimum 25oC. Temperatur rendah akan menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan temperatur tinggi vegetatif yang berlebihan, sehingga akan menurunkan produksi.
Intensitas Penyinaran Pada dasarnya tanaman jagung memerlukan intensitas penyinaran yang tinggi. Semakin tinggi intensitas penyinaran, akan semakin tinggi proses fitisintesa, sehingga akan dapat meningkatkan produksi. Angin dapat membantu proses penyerbukan tanaman jagung, akan tetapi angin yang terlalu kencang dapat menggagalkan pembungaan maupun dapat merusakkan tanaman. Tanah Jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan tekstur berpasir hingga tanah liat berat. Namun jagung akan tumbuh baik pada tanah yang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat kesamaan (pH) tanah antara 5,5 – 7,5, dengan kedalamam air tanah 50 – 200 cm dari permukaan tanah dan kedalamam permukaan perakaran (kedalam efektif tanah) mencapai 20 –6- cm dari permukaan tanah. Pada tanah yang berat, perlu dibuat drainase, karena tanaman jagung tidak tahan terhadap genangan air.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
            Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini yaitu :
1.  Pemupukan diberikan dua kali yakni sebelum dan setelah berumur 3 minggu.
2. Pemupukan memberikan pengaruh yang nyata pada pertumbuhan tanaman   jagung.
3. Fungsi pupuk disini sebagai penunjang dan pengasup unsur hara pada tanaman, sehingga cakupan unsur hara pada tanaman tercukupi.
4. Pupuk urea memeberikan pengaruh nyata pada perubahan tinngi tanaman dan parameter lainnya.
5. Ada dua jenis pupuk yang diberikan yaitu pupuk kandang sapi dan pupuk urea

B. Saran
            Pada praktikum mengenai respon pertumbuhan tanaman jagung terhadap pemberian pupuk urea ini hendaknya lebih diperjelas di dalam cara kerja maupun perlakuan yang di berikan, sehingga praktikan lebih mengerti dalam penerapan di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1988. Visi, Misi, dan Status Penelitian Jagung di Indonesia. Badan Penelitian Tanaman Jagung dan Serealia lain. Jakarta. Hal 1-19.

Effendi, 1990. Bercocok Tanam Jagung. Yasaguna. Jakarta.
Fischer dan Palmer, 1996. Soil and soil management. Reston Publishing. Virginia.
Koswara, J. 1983. Jagung. Departemen Agronomi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Koopmans et al, 1996. Plant classification. D.C. Health. Boston.
Rukmana, 1997. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta.
Suprapto, H. S. 2001. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto, H.S. dan A. R. Marzuki. 2002. Bertanam jagung. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Akil, M., F. Tabri dan Paesal. 2007. Efisiensi cara pemberian bentuk dan takaran pupuk urea pada tanaman jagung. Prosiding Seminar Nasional 2007. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Departemen Pertanian.
Ispandi A. dan P. Soepangat. 2004. Pemupukan dan uji varietas jagung di Kediri. Penelitian Palawija. Balai Penelitian Tanaman Pangan Malang. 1: 79-86.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar